Minggu, 19 April 2020

Apakah Bahasa Indonesia yang Baik Pasti Benar?

Pernah berpikir atau mendapat pertanyaan Apakah Bahasa Indonesia yang Baik Pasti Benar? atau pertanyaan serupa tapi sebaliknya Apakah Bahasa Indonesia yang Benar Pasti Baik? Jawaban untuk kedua pertanyaan tentang bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar itu sama. Jawabannya adalah TIDAK.

Memang, bahasa Indonesia yang baik belum tentu merupakan bahasa yang benar. Begitu juga dengan bahasa yang benar, belum tentu baik. Karena antara kata benar dan kata baik memiliki batasan dan dimensi makna yang berbeda.

Kata 'baik' memiliki dimensi makna yang berlawanan dengan 'buruk', sementara kata 'benar' berkaitan dengan sesuatu yang tidak salah, lawan katanya adalah salah.

Misalnya begini, ada orang orang mukanya jelek, apakah orang itu otomatis salah? Lalu, apakah orang yang selalu tampak rapi dan baik apakah mungkin tindakannya juga otomatis benar? Sama halnya dengan itu. Kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak bisa diterapkan serta merta dan otomatis bisa mewakili keduanya.

Untuk penjelasan tentang pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lebih lengkap bisa dilihat dalam artikel Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Intinya, bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sementara bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memperhatikan nilai kesopaan.

Jadi, bahasa yang baik semata-mata mendasarkan pada tata bahasa bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar, selain memperhatikan tata bahasa Bahasa Indonesia juga memperhatikan tata krama dan kesopanan.

Untuk lebih jelasnya mengapa bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik dan bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar bisa diamati dalam penggunaan contoh berikut ini:

Kamu dari mana?

Kalimat tanya di atas merupakan contoh kalimat yang sudah bisa dikatakan sebagai bahasa Indonesia yang benar. Kalimat di atas sudah memenuhi unsur yang dapat dipahami oleh lawan bicara. Karena merupakan kalimat tanya, maka diakhiri dengan tanda tanya. Huruf K dalam kata kamu ditulis dengan huruf kapital, sesuai dengan kaidah penulisan kalimat efeektif dan tanda baca yang benar.

Namun, kalimat di atas tidak otomatis bisa dikatakan sebagai kalimat yang baik. Seandainya kalimat di atas diucapkan oleh seorang bapak kepada anaknya, maka kalimat di atas dapat dikatakan sebagai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Akan tetapi jika kalimat itu digunakan oleh seorang pembawa acara yang bertanya kepada seorang presiden, misalnya. Maka menjadi kalimat yang benar saja, bukan kalimat yang baik.

Jadi, penggunaan kalimat dan bahasa Indonesia yanga baik dan benar harus selalu memperhatikan konteks penggunaan dan pengucapan. Memperhatikan lawan bicaranya saja. Bisa jadi itu adalah bahasa benar, tetapi tidak baik digunakan.

Ada pula, bahasa yang salah, tetapi dianggap lebih baik daripada bahasa yang salah. Misalnya, dalam kalimat berikut ini:

Bapak sudah mau 'kundur'?

Anggap saja, kalimat itu diucapkan oleh seorang ajudan bupati kepada sang bupati. Kalimat di atas tidak benar. Karena ada kontaminasi dari bahasa Jawa, 'kundur' yang dalam bahasa Indonesia sebenarnya sudah ada padanannya yaitu 'undur diri'. Secara kaidah bahasa, penggunaan kalimat Bapak sudah mau kundur? merupakan contoh penggunaan bahasa Indonesia yang salah. Bahasa Indonesia yang tidak benar. Akan tetapi, dalam konteks penggunaannya merupakan bahasa Indonesia yang baik.

Kalimat di atas menjadi contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik karena berusaha lebih sopan kepada lawan bicara karena kedudukan yang lebih tinggi.

Berdasarkan dua contoh di atas, memang sulit memadupadankan dan menyelaraskan penggunaan bahasa Indonesia yang baik sekaligus bahasa Indonesia yang benar. Acap kali jika dipaksakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar sekaligus, alih-alih menjadi bahasa yang efektif bisa jadi bahasa yang sulit dipahami.

Intinya dalam berbahasa Indonesia, gunakanlah bahasa Indonesia sesuai dengan konteksnya. Dengan demikian, cenderung menjadi bahasa Indonesia yang baik dan benar.